UKG Upaya Meningkatkan Kualitas Guru

Prof. Dr. Arief Rahman, M.Pd juga seorang guru yang pernah berkiprah di SMA Labschool Jakarta, baik sebagai pengajar maupun sebagai kepala sekolah. Selain itu ia juga pernah menjadi dosen luar biasa di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia dan sekarang diangkat menjadi guru besar di Universitas Negeri Jakarta. Mungkin anda masih ingat bahwa beliau pada tahun 2000 Arief Rachman sempat aktif sebagai pembawa acara program agama Islam Hikmah Fajar di TV Swasta Rcti mendampingi Prof. DR. Quraish Shihab. Dalam kaitannya dengan UKG beliau memberikan pendapatnya yang bernada positip terhadap program Kemdikbud ini.

Arief Rahman berpendapat bahwa penyelenggaraan uji kompetensi guru (UKG) merupakan langkah tepat untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas tenaga pendidik.

"Uji kompetensi guru (UKG) adalah sistem untuk mengendalikan mutu pendidik dan tenaga kependidikan di Indonesia," kata Arief Rahman, kepada ANTARA News di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan pengendalian mutu tersebut dengan memberikan pemetaan terhadap empat kompetensi bagi para pendidik. Yaitu, kompetensi akademis, kompetensi psikologis, kompetensi pedagogis dan kompetensi sosial.

Dia menilai UKG ini penting dalam hal akademis, misalnya bisa melihat apakah para guru mengikuti perkembangan ilmu atau tidak. Karena menurutnya, ilmu pelajaran selalu maju dan ada perbaikan setiap saat.

Menurut dia hasil UKG ini dapat memberikan penilaian hal apa saja yang menjadi kekurangan para pendidik, agar nantinya bisa di evaluasi dan diperbaiki. Kalau pun nanti hasilnya ada yang tidak lulus, dia menyarankan agar para pendidik mengulang tes yang sama, dan itu tidak masalah.

Dia mengatakan akan sangat berbahaya jika para pendidik tidak menyegarkan kembali pengetahuannya. Karena tiap waktu pasti ada buku panduan baru dan teori-teori baru.

"Kan nanti dilihat kompetensi dirinya sendiri, kepribadiannya, akademis dan kemasyarakatannya. Bisa atau tidak dia bekerja sama dengan guru-guru yang lainnya," katanya.

Menurutnya sifat UKG sangat penting, sehingga sifat ujian ini jangan dijadikan sebagai ad hoc atau sementara, tetapi harus jadi sistem yang berkelanjutan. Kalau sudah jadi sistem, ujarnya, maka sifatnya harus sustainable atau berkelanjutan untuk terus dilakukan.

Arif menyadari jika penyelenggaraan UKG ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat terutama mengenai kurangnya sosialisasi. Namun dia meminta semua pihak untuk memahami keadaan tersebut, karena ini berguna sebagai pemetaan kekuatan dan kekurangan tenaga pendidik.

"Saya kalau memberi ujian kepada murid terkadang tidak suka kasih tahu kapan waktunya, saya uji saja langsung," kata Arief.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serentak pada Senin (30/7) menyelenggarakan Uji Kompetensi Guru di seluruh Indonesia dengan menggunakan sistem "on line" untuk meningkatkan kemampuan para pendidik.

Langkah ini banyak menuai protes dari berbagai pihak terkait berbagai hal, salah satunya penggunaan sistem "on line" yang dirasa masih memberatkan.

Namun Arief menganggap penggunaan sistem ini tidak masalah, sebab akan lebih sulit jika UKG dilakukan dengan sistem tatap muka. Karena Indonesia, ujarnya sudah menerapkan e-governance, jadi tidak masalah ketika menerapkan e-evaluation.

"Yang penting substansinya, bisa benar-benar memberi masukan apa yang perlu di perbaiki," katanya.

0 comments:

Post a Comment

 
About | Privacy | Disclaimer
© Copyright web.edikomputer.com™ 2011 - All rights reserved.

Design by : edikomputer template editchil v.1.0