Guru-guru yang ikut ujian kompetensi awal (UKA) untuk penentuan lulus atau tidaknya ikut sertifikasi kuota tahun 2012, hanya bisa pasrah menunggu Pengumuman Uji Kompetensi Awal Guru Tahun 2012. Para guru yang baru pertama kali mengalami UKA itu, mengaku kekurangan waktu dan kesulitan mengingat teori.
Sudarsono (48), guru SLB Sukarame, Bandar Lampung, Sabtu (25/2/2012), mengatakan, soal-soal ujian yang panjang membuatnya menghabiskan banyak waktu membaca. "Saya pasrah aja dengan hasilnya. Yang penting saya sudah kerjakan semua dengan baik," kata Sudarsono, yang sudah 20 tahun jadi guru.
Nurita (48), guru SLB lainnya, mengaku kesulitan menjawab soal-soal teori. Namun, guru yang sudah mengabdi sekitar 20 tahun itu tetap berusaha mengerjakan semua soal pilihan ganda.
"Penghargaan untuk guru kok ya dengan ujian-ujian begini. Kami benar-benar sudah mengabdi sepenuh hati kepada siswa-siswa berkebutuhan khusus. Untuk praktik, ya bisa dibilang kami berusaha sebaik-baiknya. Tapi kalau diuji lagi secara teori, banyak yang lupa," kata Nurita.
Nurhasanudin (50), guru bahasa indonesia SMPN 11 Bandar Lampung, mengatakan, untuk soal bahasa indonesia banyak wacana yang panjang, yang membutuhkan pemahaman.
"Saya yakin saja bisa kerjakan. Mudah-mudahan sekitar 80 persen bisa benar. Tetapi soal lulus atau nggak, saya pasrah saja," kata Nurhasanudin
Djuariyati Azhari, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Lampung, mengatakan, penentuan kelulusan ditentukan Kemendikbud pusat. Hasil ujian guru diranking sesuai kuota yakni 250.000 guru.
"Kalau guru masuk ranking 251, berarti dia tidak lulus. Saya juga belum tahu berapa guru dari Provinsi Lampung yang bisa lolos ke tahap selanjutnya untuk ikut pendidikan dan pelatihan profesi guru atau PLPG," kata Djuariyati.
Di Provinsi Lampung, peserta berjumlah 7.752 guru. Dari jumlah tersebut, sekitar 5.000 di antaranya adalah guru SD.
Para guru mengikuti UKA di 40 lokasi yang tersebar di 14 kabupaten.
Sudarsono (48), guru SLB Sukarame, Bandar Lampung, Sabtu (25/2/2012), mengatakan, soal-soal ujian yang panjang membuatnya menghabiskan banyak waktu membaca. "Saya pasrah aja dengan hasilnya. Yang penting saya sudah kerjakan semua dengan baik," kata Sudarsono, yang sudah 20 tahun jadi guru.
Nurita (48), guru SLB lainnya, mengaku kesulitan menjawab soal-soal teori. Namun, guru yang sudah mengabdi sekitar 20 tahun itu tetap berusaha mengerjakan semua soal pilihan ganda.
"Penghargaan untuk guru kok ya dengan ujian-ujian begini. Kami benar-benar sudah mengabdi sepenuh hati kepada siswa-siswa berkebutuhan khusus. Untuk praktik, ya bisa dibilang kami berusaha sebaik-baiknya. Tapi kalau diuji lagi secara teori, banyak yang lupa," kata Nurita.
Nurhasanudin (50), guru bahasa indonesia SMPN 11 Bandar Lampung, mengatakan, untuk soal bahasa indonesia banyak wacana yang panjang, yang membutuhkan pemahaman.
"Saya yakin saja bisa kerjakan. Mudah-mudahan sekitar 80 persen bisa benar. Tetapi soal lulus atau nggak, saya pasrah saja," kata Nurhasanudin
Djuariyati Azhari, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Lampung, mengatakan, penentuan kelulusan ditentukan Kemendikbud pusat. Hasil ujian guru diranking sesuai kuota yakni 250.000 guru.
"Kalau guru masuk ranking 251, berarti dia tidak lulus. Saya juga belum tahu berapa guru dari Provinsi Lampung yang bisa lolos ke tahap selanjutnya untuk ikut pendidikan dan pelatihan profesi guru atau PLPG," kata Djuariyati.
Di Provinsi Lampung, peserta berjumlah 7.752 guru. Dari jumlah tersebut, sekitar 5.000 di antaranya adalah guru SD.
Para guru mengikuti UKA di 40 lokasi yang tersebar di 14 kabupaten.
0 comments:
Post a Comment